Gaya Hidup

Pola Asuh Otoriter: Ciri-ciri, Contoh dan Dampaknya Pada Anak

Pola asuh otoriter adalah gaya pengasuhan yang sangat ketat dan keras terhadap anak. Hal itu bisa memberikan berbagai dampak negatif terhadap masa tumbuh kembang si kecil.

Pola asuh yang seperti ini bisa membuat anak menjadi pribadi yang selalu khawatir, takut, dan kurang bahagia karena harus mengikuti segala keinginan orang tua.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), otoriter merupakan tindakan yang sewenang-wenang, atau berkuasa sendiri.

Jadi, pola asuh otoriter adalah suatu gaya pengasuhan yang menerapkan tuntunan tinggi pada anak, namun sering kali kurang responsif.

Jika dalam bahasa Inggris, pola asuh seperti ini dikatakan sebagai Strict Parent, cara mengasuh yang membuat anak sulit berkembang menjadi pribadi yang ekspresif.

Strict Parent adalah pola asuh ketat yang menetapkan standar tinggi pada anak, di mana orangtua cenderung menuntut anak untuk mematuhi keinginan ataupun peraturan tanpa menjalaskan alasan mengapa anak harus melakukan hal tersebut.

Untuk lebih mengenalnya ciri orangtua yang menerapkan pola asuh seperti ini, berikut adalah ciri-ciri pola asuh otoriter dan dampaknya terhadap tumbuh kembang anak.

Ciri-Ciri Pola Asuh Otoriter

Orangtua yang menerapkan pola asuh seperti ini biasanya hanya fokus memberikan hukuman untuk perilaku buruk anak. Padahal, tidak semua yang buruk di mata orangtua itu buruk di mata anak.

Memang, setiap orangtua menginginkan tiap anaknya menjadi pribadi yang baik, namun jangan lupa untuk memperhatikan keinginan hati sang anak.

Hal itu dikarenakan setiap anak memiliki keinginannya masing-masing dan terkadang bertentangan dengan orangtua.

Lantas, apa saja ciri-ciri orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter? Berikut penjelasannya!

Aturan Ketat

Ciri pola asuh yang otoriter biasanya menerapkan aturan yang sungguh ketat dengan alih-alih membuat anak menjadi disiplin, namun yang ada anak menjadi tidak bahagia.

Aturan-aturan ketat tersebut cenderung mengekang anak untuk bisa lebih mengeksploarasi diri.

Bagi orangtua otoriter, berbagai aturan ketat tersebut harus dipatuhi anak tanpa menjelaskan alasan mengapa anak harus mengikuti aturan itu.

Menaruh Harapan yang Tinggi

Pola asuh ketat ini biasanya menempatkan harapan yang tinggi kepada anak dan cenderung tidak mendukung segala keperluan anak demi menunjang harapan itu.

Harapan tinggi tersebut ditaruh tanpa mempertimbangkan kesanggupan anak, seperti minat dan bakatnya.

Bersikap Dingin

Orangtua dengan pola asuh otoriter biasanya bersikap dingin dan kasar kepada anak. Mereka hanya akan banyak mengomel tentang perlakuan anak yang lari dari aturan mereka.

Orangtua otoriter juga umumnya tak akan mendengar keluh kesal anak dan hanya mengedepankan prinsip kedisiplinan.

Absolut

Ciri-ciri pola asuh otoriter umumnya bersifat absolut, di mana setiap komunikasi dan keputusan hanya berjalan satu arah seusai dengan keinginan orangtua tanpa melibatkan partisipasi anak di dalamnya.

Orangtua dengan pola asuh seperti ini biasanya tidak mau menjelaskan kepada anak perihat suatu keputusan yang sudah dibuat dan hanya menginginkan anak untuk menurutinya.

Memberi Hukuman

Orangtua dengan aturan yang ketat umumnya hanya berfokus memberi hukuman kepada anak, bahkan tak jarang dari hukuman tersebut sangat kasar. Mulai dari caci maki, hingga hukuman fisik pun tak segan-segan mereka layangkan.

Gaya pengasuhan seperti ini hanya akan membuat anak menjadi pembangkang saat dewasa, karena mereka tau bagaimana tidak enaknya menjadi seorang anak yang sering dihukum dan akan menjadikan mereka sebagai pribadi yang kasar.

Dampak Pola Asuh Otoriter Terhadap Anak

Karena berfokus pada aturan-aturan ketat tanpa dibarengi kasih sayang yang nyata, pola asuh otoriter dapat berdampak bagi kesehatan mental sang anak.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa dampak negatif pola asuh otoriter terhadap anak:

  • Anak cenderung merasa depresi dan tidak bahagia
  • Mengalami masalah kecemasan berlebihan
  • Merasa harga diri lebih rendah
  • Tidak percaya diri
  • Suka berbohong
  • Sulit mengendalikan emosi
  • Menjadi pemberontak
  • Kurang bersosial
  • Agresif

Tidak seperti anak -anak lain yang dibesarkan oleh orang tua pada umumnya, anak -anak yang tumbuh dengan pemuliaan dekat sering tidak mengenali batasan dan standar pribadi mereka sendiri karena semuanya telah digarisbawahi oleh orang tua.

Nah, itulah beberapa dampak pola asuh otoriter terhadap anak lengkap dengan ciri-cirinya. Sebaiknya Bunda maupun Ayah lebih ekspresif dalam memberikan kasih sayang secara langsung kepada anak dan sering-sering melibatkan mereka di setiap keputusan yang bersangkut paut pada masa depannya.

Referensi:

Authoritarian parenting style, https://www.canr.msu.edu/news/authoritarian_parenting_style

Authoritarian parenting outcomes: What happens to the kids, https://parentingscience.com/authoritarian-parenting/

Bagikan Halaman ini