Bagi kalian wanita yang sedang memasuki usia diatas 40 tahun, tentunya tak asing lagi ketika mendengar kata perimenopause, bukan? Melansir dari Jurnal Harvared Health Publishing, perimenopause adalah fase alami dalam kehidupan seorang wanita yang menandai transisi menuju menopause, yang biasanya terjadi pada usia 40-an hingga 50-an.
Periode tersebut seringkali dihadapi dengan berbagai perubahan fisik, emosional, dan hormon yang mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan seorang wanita. Masa perimenopause adalah awal dari proses yang berakhir dengan berhentinya menstruasi selama setahun penuh.
Di mana ovarium mulai mengalami perubahan dalam produksi hormon, khususnya estrogen dan progesteron. Hasilnya adalah perubahan dalam siklus menstruasi dan fluktuasi hormon yang dapat menyebabkan berbagai gejala yang beragam.
Selain itu, gejala perimenopause adalah bagian penting untuk kalian ketahui. Gejala ini dapat sangat bervariasi antara wanita satu dengan lainnya, tetapi yang umum adalah hot flashes, gangguan tidur, perubahan suasana hati, peningkatan risiko osteoporosis, dan penurunan libido.
Semua ini dapat menjadi tantangan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Penting untuk memahami apa yang terjadi selama perimenopause dan bagaimana cara pengobatannya. Agar kalian bisa menghadapi masa ini. Berita Sehat akan mengulasnya secara rinci. Yuk, disimak!
Apa Itu Perimenopause?
Melansir dari laman Health Direct, perimenopause adalah fase dalam perjalanan menuju menopause, dimana tubuh mengalami perubahan hormon yang mengarah ke berhentinya siklus menstruasi. Selama periode ini, sebagian besar wanita mungkin mengalami beberapa gejala yang terkait dengan menopause.
Umumnya, wanita memasuki menopause di antara usia 45 hingga 55 tahun, tetapi bisa berlangsung selama 4 hingga 6 tahun rata-rata. Namun, untuk beberapa individu, perimenopause dapat berlangsung hingga 10 tahun sebelum mencapai menopause, sedangkan bagi yang lain, mungkin hanya berlangsung setahun.
Penting untuk diingat bahwa terjadi secara resmi berakhir 1 tahun setelah menstruasi terakhir, dan setelah itu, wanita memasuki fase pasca menopause.
Mengapa Terjadi Perimenopause?
Penurunan produksi estrogen oleh ovarium kalian para wanita seiring bertambahnya usia adalah faktor utama yang memicu perimenopause. Proses ini adalah persiapan alami tubuh untuk menghentikan pelepasan sel telur sepenuhnya dan menandai transisi menuju fase menopause, di mana kemampuan untuk hamil akan hilang. Ini merupakan tahap alami dalam siklus reproduksi wanita yang terjadi secara normal seiring pertambahan usia.
Apa yang Terjadi Selama Perimenopause?
Perimenopause, dari perubahan bertahap pada ovarium, di mana mereka tidak berhenti berfungsi secara tiba-tiba, tetapi melambat secara perlahan seiring berkurangnya jumlah telur.
Dampak dari masa perimenopause pengaruh jumlah dan tingkat hormon dalam tubuh wanita, terutama estrogen dan progesteron. Perubahan dalam kadar hormon ini dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan juga dapat menyebabkan munculnya gejala tersebut.
Adapun beberapa individu mungkin tidak mengalami perubahan bertahap ini, karena ovarium mereka berhenti berfungsi secara tiba-tiba, misalnya akibat operasi atau pengobatan kanker.
Gejala Perimenopause
Gejalanya bersifat individual, namun umumnya banyak individu yang mengalami minimal satu dari berikut ini:
- Siklus menstruasi yang tidak teratur atau melewatkan menstruasi.
- Periode menstruasi yang lebih berat atau lebih ringan dari biasanya.
- Hot flashes (sensasi panas yang tiba-tiba menyebar ke seluruh tubuh).
- Kekeringan vagina dan ketidaknyamanan saat berhubungan seks.
- Keperluan buang air kecil yang lebih sering dari biasanya.
- Libido menurun
- Masalah tidur, seperti insomnia.
- Perubahan suasana hati, seperti mudah tersinggung, depresi, atau perubahan suasana hati.
Periode waktu jika mengalami gejala perimenopause sangat bervariasi, mulai dari beberapa bulan hingga bertahun-tahun. Selain itu, penurunan kadar estrogen dapat berdampak pada penipisan tulang atau perubahan kadar kolesterol. Karena itu, sangat penting untuk menjalani pemeriksaan rutin dengan penyedia layanan kesehatan kalian guna memantau kesehatan diri selama fase ini.
Penyebab Perimenopause
Perimenopause berhubungan erat dengan hormon yang mengatur siklus menstruasi pada wanita. Ketika seorang wanita memasuki masa pubertas, tubuhnya mulai memproduksi sel telur secara teratur. Sel telur tersebut kemudian dilepaskan dari ovarium dan larut jika tidak dibuahi, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk menstruasi atau haid.
Estrogen dan progesteron adalah dua hormon yang berperan kunci dalam mengatur siklus menstruasi ini. Namun, secara alami, ada saat-saat tertentu dalam kehidupan seorang wanita di mana produksi kedua hormon ini akan berhenti.
Seiring dengan mendekati berhentinya produksi hormon tersebut, kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh dapat menjadi tidak stabil. Tahap-tahap perubahan hormon inilah yang mengidentifikasikan perimenopause.
Perbedaan Antara Perimenopause dan Menopause
Perimenopause adalah periode perubahan dalam kehidupan seorang wanita yang secara alami mengawali perjalanan menuju menopause. Menopause, pada dasarnya, adalah titik di mana seorang wanita mengakhiri siklus menstruasinya secara permanen. Ini bukanlah proses yang berlangsung seketika, melainkan sebuah transisi yang dapat berlangsung selama beberapa tahun.
Menopause secara resmi diakui ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Dalam fase ini, ovariumnya menghentikan pelepasan telur dan produksi hormon-hormon reproduksi utama seperti estrogen dan progesteron menurun secara signifikan.
Di sisi lain, adalah tahap awal dalam perjalanan ini. Selama perimenopause, siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan dapat disertai dengan gejala seperti hot flashes, gangguan tidur, perubahan suasana hati, dan perubahan lainnya. Untuk itu, salah satu cara mengatasinya kamu bisa melakukan olahraga memperlancar menstruasi.
Meskipun beberapa wanita mungkin merasa bahwa perimenopause mereka berlangsung selama beberapa tahun, itu adalah periode dimana tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda persiapan menuju menopause yang akan datang.
Cara Pengobatan Perimenopause
Perimenopause tidak dapat dihentikan karena merupakan bagian alami dari siklus hidup seorang wanita. Namun, penyedia layanan kesehatanmu dapat merekomendasikan berbagai cara pengobatan, baik yang dijual bebas maupun dengan resep, untuk mengurangi gejala perimenopause yang kalian alami. Rekomendasi pengobatan dapat mencakup:
- Antidepresan: Obat-obatan ini dapat membantu mengatasi perubahan suasana hati atau depresi yang terkait dengan hal ini
- Pil KB: Kontrasepsi oral dapat membantu menstabilkan kadar hormon dan seringkali meredakan gejalanya.
- Terapi estrogen: Penggunaan terapi estrogen, dalam bentuk krim, gel, plester, atau pil, dapat membantu menstabilkan kadar estrogen dalam tubuhmu.
- Gabapentin (Neurontin®): Obat ini, awalnya digunakan sebagai obat antikejang, juga dapat membantu meredakan gejala seperti hot flashes pada beberapa wanita.
- Krim vagina: Terapi krim vagina, baik resep maupun over-the-counter, dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan saat berhubungan seks dan mengatasi kekeringan vagina yang terkait dengan perimenopause.
Penyedia layanan kesehatan juga akan membahas pilihan pengobatan dan potensi risiko serta manfaatnya dengan kalian terlebih dahulu, dan merekomendasikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan. Selain pengobatan, perubahan gaya hidup seperti menjalani pola makan sehat, berolahraga ringan, dan menghindari pemicu hot flashes juga dapat membantu mengelola gejala perimenopause
Demikianlah penjelasan mengenai perimenopause, yuk hadapi perimenopause dengan lebih baik! Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan panduan dan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan. Ingatlah untuk menjalani gaya hidup sehat dan perhatikan kesehatan selama masa ini. Semoga dapat membantu dan bermanfaat!